Hai Emak Achi,
Lagi, iya lagi ikutan #30HariMenulisSuratCinta seperti tahun kemarin dan lagi aku menuliskan surat ketiga belas ini untuk Emak seorang.
Walaupun sebenarnya kita sudah tidak bekerja di kantor yang sama namun aura sebagai pimpinan divisi masih suka tercium samar-samar hingga detik ini aku masih memanggilmu dengan sebutan Emak. Anggap saja sebagai panggilan sayang yah, Mak.
Mak, tak terasa yah waktu demikian cepat berjalan. Sudah setahun berlalu sejak aku menuliskan surat buat Emak. Ada banyak kejadian seru yang terjadi dalam hidupku setahun terakhir ini. Drama kisah cinta tiada akhir yang ternyata berakhir juga dengan tragis namun menyenangkan. Tragis yang menyenangkan itu gimana coba? He he he. Lalu pekerjaan yang berpindah haluan menjadi freelancer, ngga perlu ngantor, Mak! Etapi ngga dapat gaji juga perbulannya. He he he. Terus terus aku udah punya beberapa buku Antologi, Mak. He he he. Makasih yah Mak udah mau beli entah karena ingin baca beneran entah karena aku anak itik kesayangan Emak :)
Mak, selama ini aku mencoba untuk tegar. Mana pernah Emak lihat aku nangis sesegukan, apalagi di depan banyak orang. Aku kan terlalu perkasa untuk menangis tapi tetap saja aku kan perempuan.
Pada malam-malam tertentu ingin rasanya aku kabur ke Jakarta menghampiri Emak hanya untuk meminjam pundak. Melepas semua perkara yang kucoba setengah mati tetap terpendam. Memedam rasa sakit itu ngga enak yah rasanya ternyata.
Kemarin dia ulang tahun Mak, lelaki yang pernah mengisi keseharian aku selama sebelas tahun lamanya. Ada keinginan untuk ngucapin selamat ulang tahun sama dia tapi aku bingung dan ketakutan jadinya rungsing sendiri. Apa iya masa lalu itu ngga perlu diingat-ingat lagi dan biarkan berlalu? Tutup buku, gitu? Lalu untuk apa diciptakan kata silaturahmi?
Cinta itu terkadang kejam yah, Mak? Dapat membuat sepasang kekasih saling mencintai kemudian mengubahnya saling melukai. It's stranger after love. Mungkin, memang lebih baik begitu biar apa tuh namanya move on. He he he. Ah entahlah Mak ... ini hanya sekedar celoteh anak itik.
Eh, sampai lupa tanya kabar. Emak sehat? Mak, kenapa ngga pernah curhat lagi? Jangan bilang kapok karena setiap curhatan Emak pasti aku buatkan versi cerpennya. Di situ kan aku tulis pernak-pernik fiksi jadi tenang aja ngga ada yang tahu kali, Mak. :))
Ayo curhat lagi dong biar bisa aku bikinin cerpen (lagi). He he he.
Tertanda
-Anak Itik-
Ditulis oleh : @ch_evaliana untuk @achiiitooo
Diambil dari http://3v4s-mind.blogspot.com
No comments:
Post a Comment