Teruntuk Eragon,
Gon, apa kabar? Udah 2 bulan aja ya gak ketemu setelah aku kenal kamu secara resmi lewat salah satu televisi swasta itu. Itu juga gara-gara aku gak bisa tidur. Sombong nih sekarang gak pernah nongol lagi di tv. Atau emang aku yang males nyari DVD tentang kamu?
Gon, selamat yah sekarang udah jago ngangon si Saphira. Kamu udah mahir jadi dragon rider. Tanggung jawabmu jadi begitu besar. Kesibukanmu juga bertambah. Tapi kamu gak lupa kan janji kamu sama aku? Janji waktu kita masih suka main dan berantakin kebun paman kamu? Janji bahwa kamu bakal dengerin setiap curhatan atas kegalauan aku yang tak menentu? Sekarang aku mau curhat Gon. Makanya aku mutusin buat kirim surat ini ke kamu.
Maaf ya Gon, aku curhatnya pake surat. Habis aku BBM kamu cuma centang doang. Paketan kamu abis yah? Nanti deh aku isiin pulsa. DM aja nomor hape kamu lewat twitter yah. Atau mau sekalian aku kirimin tempe bacem buat Saphira? Dia suka kan? Oh, gak yah? Ya udah deh, aku masuk cangkang aja lagi. Gak jadi curhat. Hiks!!!
Jadi gini Gon, aku mau curhat tentang seseorang sama kamu. Aku biasa memanggilnya dengan AYANG. Namun, karena aku adalah demisioner anak alay, aku biasa menulisnya dengan AYANK. Aku gak pernah memanggilnya sekalipun dengan sebutan nama. Semenjak dia memintaku untuk jadi kekasihnya, itulah panggilan yang sudah melekat di lidah juga kedua jempolku. Panggilan sepasang kekasih yang digunakan hampir sejuta umat berasmara di Indonesia.
Dia itu suka sekali baca buku-buku tentang kamu. Dari awal jadian, dia selalu cerita tentang kamu. Tapi aku sama sekali gak nyambung waktu dia ceritain. Tapi bukan aku dong, kalau gak berusaha tampil innocent. Terkadang ngangguk-ngangguk doang atau bilang “iya ya, ceritanya itu oke banget”. Padahal didalam hatiku berkata “Eragon itu apa ya? Sejenis pudingkah?”
Aku merasa berdosa Gon sama dia. Aku bohong sama dia kalau aku tahu tentang kamu. Padahal aku baru aja kenal kamu. Dan kini aku merasa kalau kamu itu sebenarnya seru dan hebat Gon. Kalau di Indonesia mana ada anak petani bisa naikin naga. Bisa ngojek aja udah alhamdulillah. Harusnya aku kenal kamu dari dulu. Biar aku lebih nyambung waktu ngobrolin tentang kamu sama dia. Biar kelihatan kalau kami berdua itu punya chemistry, physics dan biology.
By the way, dia itu selain suka baca-baca tentang kamu juga demen banget makan sayur katuk. Apalagi buatan Mamanya. Aku belajar mati-matian sama Mamanya biar bisa masak sayur katuk. Aku sih walaupun gak pernah suka makan sayur dari kecil tapi tau dia doyan sayur katuk, aku jadi merasa tenang dan tentram. So, kalau kami menikah nanti, terus aku hamil, persiapan ASI-nya udah banyak. Proses menyusui pun bisa eksklusif. Jadi, yang mesti menyusui ini aku apa dia ya Gon?
Sebenarnya bukan itu sih Gon yang mau aku tekanin ceritanya sama kamu. Aku juga bingung mau mulai cerita darimana. Bisa gak aku pegangan dulu sama kamu? Aku bingung mengekspresikan apa yang aku rasain hari ini. Gak ada emoticon, autotext atau image yang bisa mewakilkannya. Tapi tenang aja, kegalauanku kali ini gak akan menyebabkan display name BBM-ku jadi titik doang. Atau display picture BBM-ku bergambar urat nadi disayat-sayat sampai berdarah. Ini sudah 2013, kealayan sudah mesti ditumpas.
Seandainya aku dan dia tidak berpisah sekitar enam bulan yang lalu, kemarin pasti akan jadi hari yang spesial. Bahkan lebih spesial dari martabak, nasi goreng ataupun Cherrybelle. Empat Februari 2010 sampai dengan empat Februari 2013. Harusnya kemarin itu, aku dan dia merayakan 3 tahun kami memadu kasih. Namun, yang terasa kali ini kebalikannya, meracun kasih. Terdampar dalam kepiluan. Teronggok dipintu kegamangan. Hingga terseok ke dalam comberan.
Gon, rasanya aku pengen kamu ajak jalan-jalan hari ini. Jalan-jalan sama Saphira. Kita terbang ke Bekasi. Ke daerah Bekasi Timur. Ke Perumahan Margahayu Jaya, Jl. Johar 2 Blok C RT 004 RW 015 Nomor 243. Dulu waktu aku kecil, bisa ngelihat atap rumah dimana orang yang aku cintai tinggal aja, udah bisa bikin aku gembira ria penuh suka cita banget loh. Dan aku ingin mengulang masa kecil itu lagi Gon. Kali ini aku butuh itu saja. Karena itu cukup meringankan rindu yang kusembunyikan untuknya dalam dompet hatiku. Dompet yang dijejali rindu dan takkan pernah menipis walau diterpa akhir bulan. Gimana Gon, kamu dan Saphira bersedia bantu aku?
Hmm, kayanya itu aja deh Gon surat yang bisa aku tuliskan buat kamu. Takutnya kamu keblinger bacanya kalau kepanjangan. Nanti kalau pulsanya udah masuk, kamu jangan lupa BBM aku ya. Kalau aku di BBM pending, coba chat ke Line aku. Atau kalau kamu gak sibuk balapan naga, aku pengen Skype. Aku kangen lihat Saphira. ID namanya sama semua kok. Cuma yang Skype huruf A paling belakangnya ditulis empat kali.
Last but not least, empat kali empat enam belas. Lima kali lima dua lima. Enam kali enam tiga enam. Jadi cuma itu perkalian yang aku hafal Gon. Terima kasih udah baca. Jangan lupa makan yah Gon, nanti matik!
Tertanda,
Temanmu yang galau tak ada habisnya,
Devanosa.
Ditulis oleh : @devanosa
Diambil dari http://devanosa.blogspot.com
No comments:
Post a Comment