06 February 2013

Dear Mew


Dear Mew,

Tiga tahun sudah berlalu semenjak aku melihatmu menangis tersedu dalam bisu, dan entah bagaimana bisa sampai sekarang aku masih merasakan sisa-sisa kepedihan itu setiap kali mengingatnya. Aku memang tak pernah benar-benar berada di dalam posisimu. Aku bahkan tak seberuntung kamu yang bisa dicintai dengan begitu besar dan tulus oleh dua orang sekaligus, Ying dan Tong. Aku hanya percaya, siapa saja yang mengetahui kisah cintamu dan ia memiliki hati, maka ia bakal merasakan hal yang sama.

Sebenarnya, aku pencinta film dengan akhir sedih. Tapi khusus untuk kisahmu, aku berharap lain. Dari awal, hidupmu sudah terlalu berat dan sulit. Hidupmu tergambar begitu sunyi, hanya ditemani kenangan dan lagu-lagu yang kamu ciptakan. Kebahagian dan keceriaan yang datang di masa remajamu pun rasanya hanya berlangsung sementara waktu, dan menurutku, kamu tidak benar-benar menikmati semua itu. Aku tahu, satu-satunya kebahagiaan yang kamu rasakan hanyalah ketika kamu berada di sisi Tong. Dan sayangnya, tak ada kata bersama untuk kalian berdua.

Aku mengerti, sebenarnya, akhir kisahmu tidak benar-benar pedih. Bukankah Tong bilang, meskipun dia tidak bisa jadi pacarmu, bukan berarti bahwa dia tidak bisa terus mencintaimu? Tidakkah itu  berarti bahwa masih ada harapan bagi kelangsungan hubungan kalian?

Waktu berlalu, manusia berubah, tapi cinta tidak. Dan aku percaya, di mana pun Tong berada dan siapa pun yang ada di sisinya; kamu selalu punya tempat teristimewa di dalam hatinya.

Jangan menangis lagi, Mew. Cinta saja sudah cukup. Seharusnya begitu.

Bandung, 5 Februari 2013
- D -


Ditulis oleh : @daaduun
Diambil dari http://ininyadadun.wordpress.com

No comments:

Post a Comment