Perkenalan gadis bersenyum manis dengan rambut bob berponi rapi berwarna kebiruan saat itu membuat seorang anak berusia delapan tahun tertegun dan bergumam, betapa kalem sekali tokoh ini. Itulah awal perkenalannya dengan Ami Mizuno, sang Sailor Mercury di salah satu episode manga Sailor Moon. Dengan kacamata, kau pakai penyamaran itu kala kau rasa tak nyaman dalam keramaian agar orang-orang tak terlalu memperhatikan. Keangkuhan melekat di mata kawan-kawan. Itulah dunia, yang kadang hanya melihat luarnya saja. Melalui teman sekelasmu Usagi Tsukino, kau menjadi lebih percaya bahwa kau bukan hanya gadis biasa yang tak berani menyapa, kau bukan sekedar kutu buku yang terduduk membeku di atap sekolah. Dan ternyata kau memang luar biasa. Kau yang terpilih menjadi partner pertama dalam menumbuhkan kebaikan di muka bumi dalam wujud Sailor Mercury bersama Usagi Tsukino, sang Sailor Moon.
Karaktermu seolah sempurna. Bukan kesempurnaan saat kau berwujud seorang ksatria berkostum sailor, tetapi saat kau dalam wujud manusiamu. Sederhana, rendah hati, pintar, kalem, mampu mengendalikan emosi. Terbalut sempurna dengan senyum tulus yang selalu kau tunjukkan meski terbeban oleh perbandingan caramu meraih cita-cita dengan profesi ibumu sebagai dokter dan tekanan akan perceraian orang tua.
Sayang kelebihanmu untuk mengendalikan emosi serasa sebagai bumerang yang menjadikan pula sebuah kelemahan. Tak mampu kau berucap dan mengutarakan hati kepada Ryo Urawa, lelaki yang mencintaimu. Lelaki beralis tebal dengan kepintaran yang mampu mengimbangi pembicaraan dan pemikiranmu. Ikatan kalian kuat dan kalian lebih memilih menjadikannya sesuatu yang abstrak. Beberapa pria pernah mencoba singgah menemani harimu, tapi kau lebih memilih memendam rasa itu. Memang tak mudah sebagai wanita malu-malu yang kadang menjadi gagu dan harus menunggu untuk menjaga hati agar supaya tak malu bila akhirnya bertemu sendu. Kau hati-hati sekali menjaga hati, Ami.
Sailor Mercury, atau lebih baik kupanggil kau dengan Ami Mizuno. Kagumku bukan karena kehebatanmu menumpas kejahatan, tetapi kagumku dalam wujud biasamu. Saat kau berani tunjukkan karakter jujurmu. Bukan dengan kecengengan seperti Usagi Tsukino, bukan dengan amarah bak Rei Hino, bukan dengan kekuatan otot layaknya Makoto Kino, bukan dengan kecantikan dan ketenaran ala Minako Aino. Tetapi dari kepintaran yang berpadu dengan perasaan, itulah kau. Pemikiran yang tajam dengan kemampuan analisa dalam menyelesaikan masalah kelompok sailor. Kau seimbangkan dengan sensitivitas hati akan sekitarmu, bahkan kepada mereka yang memusuhimu. Kau adalah ksatria pengetahuan, kebijaksanaan, keadilan, dan cinta bagi seorang anak yang menatap lekat pada sosokmu saat itu.
Belasan tahun berlalu sudah. Anak kecil berumur delapan tahun itu telah beranjak dewasa dan masih terus belajar untuk menghadapi dunia. Ya, aku anak kecil itu. Tak pernah berkurang kau dari kagumku. Hingga tiba-tiba terlintas sebuah ingatan dalam salah satu episode yang membuat karaktermu makin kuat dan bersahaja. Adalah ketika kau bujuk Sailor Uranus dan Sailor Neptunus untuk tidak membunuh musuh kalian. Wajar dan makin pantaslah bila kau kusebut “a Kind Hearted Senshi”. Sailor baik hati.
Jakarta, 5 Februari 2013
Dari aku,
Francessa
Ditulis oleh : @franc3ssa
Diambil dari http://justcallmefrancessa.wordpress.com
No comments:
Post a Comment