Dear Sayang,
Maaf.
Hanya kata itu yang keluar dari mulutku.
Aku tahu kita jenuh,
mulai bosan akan kata-kata,
dan gerah akan tindakan,
kita seolah-olah dipertanyakan.
Semalam adalah makan malam kita untuk kesekian kalinya. Suaramu mendengung di telinga, di kepala dan di pikiranku. Mungkin kita terlalu lama bersama. Mungkin kita lupa akan kesendirian.
Berkali-kali kita coba memperbaiki makna, yang kita tahu hanya rasa. Rasa itu memudar, seperti tinta yang dicelupkan berkali-kali ke dalam air. Aku kehabisan napas, tenggelam oleh kata-kata rindu. Dan sayang itu membuatku hanyut. Mungkin kita terlalu lama bersama. Mungkin kita telah lupa menikmati kesendirian.
Sayang, itulah kita semalam.
Berkali-kali hilang dalam diam dan semangkuk bakso terlihat begitu istimewa, dibandingkan kamu malam itu. Apakah kamu dan aku hilang dalam tanya? Atau kita hanya berusaha menikmati kesendirian dalam genggaman?
Entahlah.
Satu yang pasti, meskipun berkali-kali kita memudar,
ataupun berkali-kali kesendirian kita terjaga,
aku tetap ingin menikmatinya bersamamu.
Menikmati makan malam, pagi dan siang bersamamu.
Always yours.
p.s : Will you join me for dinner tonight?
Ditulis oleh : @donagotwit
Diambil dari http://piethstop.wordpress.com
No comments:
Post a Comment