08 February 2013

Tiga Sebab Kau Istimewa


Untuk Adikku yang luar biasa: Maringan

Coretan ini sengaja abang tulis, walau sebenarnya abang sedang radang-pilek-batuk, untukmu, salah satu anggota keluarga yang sangat abang sayangi, adik nomor tiga: kau  Siapa bilang anak nomor tiga pembawa sial? Kalau ada yang bilang anak nomor tiga pembawa sial, bawa orang itu sama abang, memangnya abang berani? Haha.

Ah, ya, lagipula, apa pentingnya menulis coretan semacam ini kalau kita bisa jumpa, kan? Ya, masalahnya, kau lagi di Rantauprapat dan abang di Tangerang. Itulah masalahnya. Apalagi kalau teleponan, bisa habis pulsa abang dalam waktu 5 menit. Pelit kali, kan, abangmu ini? Haha. Ya, bacalah sampai selesai coretan ini, Dek, karena kau tahu sendiri kalau abang terlampau sibuk dengan rutinitas abang, sampai-sampai abang tidak tahu kalau salah satu adik abang sedang bersedih. Kenapa kau sedih? Jangan bilang karena masalah perempuan, atau jangan-jangan karena kau ditertawakan teman-temanmu sebagai jomblo abadi.

Kau ingat? Dulu, abang jauh lebih cengeng daripada kau. Kalau masih kau ingat, kayaknya di antara kita dua, abang yang paling cepat menangis, sedangkan kau, kau jauh lebih kuat daripada abang. Setidaknya, kau sering membantu Mamak, bangun pagi-pagi ke pasar pagi, dan memesan barang. Lihatlah dirimu, Dek, abang aja belum tentu bisa bangun sepagi itu. Boro-boro abang bangun pagi, waktu kita masih satu kosan di Tangerang aja, tunggu alarm teriak baru kita dua bangun.

Kau adikku nomor tiga, dan—kau special  Kalau kau masih ingat juga tentang sejarah kelahiranmu, yang pernah diceritakan Bapak dan Mamak, kau pasti tahu, kapan kali pertama Mamak makan anggur di dalam hidupnya? Ya, setelah kau dilahirkan. Kapan kali pertama usaha Mamak dan Bapak berkembang di tanah perantauan? Itu pun setelah kau lahir, Dek. Sedangkan ketika bang Sandar dan abang lahir, apa yang terjadi? Ya, dunia masih berputar dan keluarga kita masih makan seadanya.

Jangan pernah mengganggap dirimu tidak lebih hebat dan istimewa dari kedua abangmu ini maupun kedua adikmu  Bayangkan, kau punya dua abang dan dua adik. Sama-sama dua. Kau punya dua kekuatan (abangmu) dan dua pertahanan (adikmu). Syukuri, apa yang Tuhan berikan. Nafasmu, pikiranmu, semangatmu, tangismu, tawamu, segala sesuatu yang Tuhan berikan, syukuri

Kau mungkin merasa bahwa abangmu ini sama sekali tidak pernah ada beban, jarang memikirkan masalah dan sebagainya. Tapi, ketahuilah, hidup ini pilihan. Sama seperti abang, yang memilih untuk tetap tersenyum dan tertawa, meski sedang menghadapi masalah sekali pun. Bahkan, ketika abang sedang kesulitan dalam hal biaya hidup yang abang tanggung sendiri selama tiga tahun di Tangerang ini, abang tetap tersenyum dan tertawa, karena setidaknya abang masih hidup dan masih berjuang untuk mencari segala permasalahan dan kesulitan yang abang hadapi

Kalau saja kau menjadi abang, yang harus memikirkan banyak hal (orang dewasa selalu memikirkan banyak hal), kau pasti akan berpikir bahwa abang seharusnya stress menghadapi banyaknya masalah. Bayangkan, abang harus memikirkan bagaimana caranya membiayai hidup dan tetap kuliah dalam waktu bersamaan, padahal nilai UTS PPN abang jeleknya minta ampun. Tapi, abang tahu, kalaupun abang sedih dan murung terus, atau yang buruknya meratap dan mengeluh, abang sama sekali ga bisa melihat jalan keluarnya  Makanya abang memilih tetap tersenyum dan tertawa. Atau, mungkin suatu hari nanti, abang akan melatihmu bagaimana caranya tertawa.

Adikku nomor tiga, kau itu spesial, kau itu istimewa, kau itu kuat, lebih daripada yang kau tahu. Meskipun abang sama sekali tidak pernah merasakan bagaimana menjadi anak nomor tiga, satu hal yang abang rasakan adalah: terlahir ke dunia dengan menjadi nomor berapa pun adalah sebuah anugerah yang luar biasa, karena kita bisa melakukan banyak hal untuk diri sendiri pribadi dan orang lain

Hapus air matamu. Jangan pikirkan masalah perempuan terlalu serius seperti itu. Ingatkan, lucu-lucuan di keluarga kita? Kalau sudah sukses, semua perempuan mengantri haha. Untuk sementara ini, susunlah dulu rencanamu untuk perubahan dirimu menjadi jauh lebih baik, karena kau sudah sepantasnya untuk itu. Lupakan semua kesedihanmu. Buka matamu, bukan hatimu, pandanglah hidup ini yang hanya satu kali untuk melakukan banyak hal baru, yang akan membawamu kepada kesuksesan. Mungkin suatu hari nanti kau akan jatuh, tak masalah, sebab ada kami yang akan menjadi kekuatanmu dan ada adik-adikmu yang akan menjadi pertahananmu.

Kita keluarga. Abang selalu menyayangi kalian. Maaf, kalau abang tidak pernah bisa menunjukkan betapa sayangnya abangmu ini kepadamu, maaf. Maaf, kalau abang terlalu kaku untuk sekedar menghiburmu, maaf. Dan maaf, kalau abang terlalu sibuk dengan rutinitas abang, maaf.

Tetap tersenyum dan tertawa, ya. Berdoa, tentu saja. Dan satu hal:

Abang yakin, kau akan jauh lebih sukses dari abang, dan adikmu akan jauh lebih sukses darimu haha.


Oleh @bianglalaaaaa Sumber: http://bianglalaaa.wordpress.com

1 comment: