08 February 2013

Perempuan Dalam Derap Langkah Reformasi


Hai, ibu. Apa kabarmu? Boleh aku memanggilmu ‘ibu’?

Judul suratku, itu adalah judul bukumu kan? Aku belum sempat membacanya, bukan belum sempat, tapi memang tak tahu harus membacanya dimana, di toko buku sudah tak ada. Nanti, jika Tuhan memberi kesempatan, ijinkan aku memasuki perpustakaan pribadimu dan membaca buku-buku koleksimu. Yayaya? :)

Ibu, aku hanya mengenalmu sebatas cerita-cerita dari jagoanmu. Seingat mungkin aku menanyakan kabarmu. Aku berdoa semoga kau selalu diberi kesehatan dimanapun kau berada.

Anakmu, adalah lelaki yang hebat. Aku yakin kau bangga kepadanya, meskipun menurutnya ia belum bisa membuatmu bangga.

Sering sekali aku mendengar cerita-cerita tentangmu darinya. Kau perempuan hebat, kau seorang ibu yang hebat. 2 tahun yang lalu, pertama kali aku mendengar cerita tentangmu, aku langsung mengagumimu. Ingin rasanya aku bertemu hanya sekedar memeluk dan mencium tanganmu. Ijinkan aku melakukannya suatu hari nanti, ibu.

Ibu, beberapa kali aku mendengar jagoanmu menangis. Menyesal untuk waktu yang sudah terbuang dan tak bisa diulang, atau menangis karena merindukan masa dimana ia masih menjadi seorang anak yang masih bisa mencium tanganmu setiap waktu. Akupun, menangis melihatnya begitu mencintaimu.

Ibu, aku ingin menjadi perempuan hebat sepertimu. Mengabdi kepada keluarga dan juga negara. Dengan segala kesibukanmu menjadi wakil kami rakyat biasa, kau masih bisa menjalankan kewajiban menjadi seorang istri, ibu, dan juga oma. Ibu, ijinkan aku belajar tentang hidup darimu.

Ibu, terlalu banyak kata yang tak bisa aku ungkap dalam selembar surat. Aku berdoa agar suatu hari nanti bisa berbagi denganmu setiap waktu. Aku bangga mengenalmu dari jauh. Mengenalmu dari cerita-cerita jagoanmu.

Jaga kesehatanmu, ibu. Istirahatlah jika lelah. Masih banyak yang harus kau nikmati di hari tua nanti. Jagoanmu masih berjuang untuk membuatmu dan keluarga bangga. Bersabarlah. Namamu selalu ada dalam setiap doaku kepada-Nya.

Terima kasih telah melahirkan jagoan sepertinya, ibu. Karena darinya, aku bisa mengenal perempuan hebat sepertimu.

tertanda,

perempuan yang mengidolakanmu.

Oleh @iddailiyas
Diambil dari http://iddailiyas.tumblr.com

No comments:

Post a Comment