Surat Cinta Untuk Hening

dear hening,

selamat merayariakan hari ini, esok, dan seterusnya. pertama kali aku titipkan pesan buat kamu dan beberapa di dalam tubuh surat ini ada bagian aku yang belum sempat kau genggam. semacam jemariku yang kini berubah menjadi paragraf dimana isinya memuat tentang percakapan kita yang telah lewat dan bahkan ada yang masih tertunda.

barangkali, memang. usia hanya kita miliki saat tinggal di dunia dan ada beberapa tanda tanya dikepalaku, salah satunya, apakah sempat ketika kita tak sengaja bertemu nanti setidaknya diantara kita ada yang menegur lebih dulu hanya untuk mengingatkan bahwa sebelum surat ini sampai kepadamu, momen tersebut tak perlu lagi terjadi. sekilas aku baca beranda facebook lewat akun adikku. status kamu sudah semakin mengekspresikan kebahagiaan bahkan keakraban dengan sahabat di kantor, tak perlu lagi diragukan, foto dan catatan kecil itu membuat semua yang melihat akan merasa bahwa kamulah satu-satunya orang yang sedang merayakan kebahagiaan lebih dari aku.

bagian lain perihal percakapan yang masih tertunda barangkali aku tak akan mengharapkan ada, disini aku lebih menyukai adakalanya merindukan itu lebih manis dari apapun, sebab seberapa lama pun penantian hanyalah soal waktu dan kesabaran. oh, iya, aku pernah mendengar juga tentang “komitmen”, itulah mengapa kata itu masih terdengar ambigu, aku sengaja menenangkan diri beberapa bulan semenjak awalnya masih mempertanyakan satu kata itu. jika memang untuk tidak perlu diungkapkan lagi, mampukah kata-kata itu dihapus dengan pelan. agar aku tak selalu cemas memikirkannya.

untuk terakhir kali semoga di hari lain beberapa keraguan itu mampu terjawab dan masing-masing dari kita sudah tidak saling mencemaskan perihal masa depan.

salam hangat,

dari apel

teruntuk @heningwinahyoe

Oleh @hurufminor kepada @heningwinahyoe
Diambil dari http://hurufminor.wordpress.com