#30HariMenulisSuratCinta adalah proyek non komersil yang digagas untuk menggabungkan kesenangan menulis di twitter dan blog. Proyek belajar menulis bersama ini dilaksanakan setiap 14 Januari - 14 Februari setiap tahunnya. Ini adalah tahun ketiga pelaksanaan proyek menulis yang juga menjadi ajang silaturahmi dari blog ke blog.
15 January 2013
Teruntuk Rekan Pejuang LDR-Ku
Haii Rekan Pejuang LDR-ku.. (@yustisiaaditya)
Hari ini hari pertama program #30HariMenulisSuratCinta lho. Dan kamu tahu? Aku langsung membuat surat pertama ini khusus untukmu.
Hari Minggu kemarin aku terbangun dengan ekspektasi yang begitu tinggi, membuatku terbang ke langit. Bukan, bukan untuk ke khayangan seperti para bidadari yang kerap kembali ke khayangan dalam kisah Jaka Tarub. Pikirku, aku akan menghabiskan waktu berdua denganmu seharian penuh, sebelum kita berpisah besok senin. Namun agaknya, aku harus meminum pil pahit yang membuatku harus menjejalkan kaki ke bumi setelah membaca pesan singkat yang kamu kirimkan ke ponselku. Kepergianmu, secara mendadak di percepat malam itu juga. Entah bagaimana perasaanku sewaktu mengetahui hal tersebut. Aku pun bingung, sayang.
Bertahun tahun lamanya kita menjalani LDR. Orang lain mungkin berpikiran bahwa kita sudah terbiasa menjalaninya, atau mungkin kita telah sukses menghadapinya hingga memuji kesuksesan kita berdua. Awalnya aku pun berpikiran begitu, namun entah mengapa untuk yang kali ini aku seakan ragu dengan pendapat mereka, pun dengan pikiranku . Sulit rasanya melepas kepergianmu yang begitu mendadak di tengah kebersamaan yang baru bisa kurasakan lagi belakangan ini.
Rekan Pejuang LDR-ku,
Empat tahun lamanya si jarak menjadi bayangan hitam dalam hubungan kita. Mengintai kita berdua dengan maksud terselubung yang kita berdua pun tidak mengetahuinya. Aku kira tidak akan ada kata-kata LDR lagi dalam hubungan kita berdua setelah kelulusanmu 2010 lalu. Aku kira sudah cukup kiranya kita berjuang melawan si jarak yang menjadi pemisah kita berdua saat itu. Namun siapa sangka, ternyata jarak masih setia memisahkan kita setelahnya. Berusaha meruntuhkan benteng pertahanan si kesetiaan. Masih tercetak jelas kenangan masa LDR kita saat itu dalam frame memori otakku. Perjuangan kita berdua melawan si jarak yang ternyata berkoalisi dengan sang waktu untuk menguji benteng pertahanan kesetiaan kita . Siapa kira bahwa kini hal tersebut harus terulang lagi?
Rekan Pejuang LDR-ku,
Mungkin tidak mudah fase LDR kita saat ini. Mengingat kebersamaan yang tengah kita rajut kembali belakangan ini. Kehadirannya yang mendadak di tengah kebersamaan kita yang begitu intens, seakan menjadi terompet yang membangunkan kita yang tengah terlelap dalam indahnya kebersamaan. Tapi aku yakin, kita dapat melaluinya berdua seperti yang telah kita lakukan dahulu. Dan menunjukkan pada dunia luar sana bahwa kita kembali berhasil. Serta mengikis asumsi para pencibir LDR di luar sana. Meluluhlantahkan hipotesis mereka yang mengatakan “LDR itu putus yang tertunda” .
Sayangku, Saat menulis surat ini, aku ingin kamu tahu bahwa aku tengah dilanda kerinduan yang mendalam akan sosokmu. Mengingat intensitas pertemuan kita yang sempat terganggu seminggu belakangan ini. Saat ini, aku tengah memungut serpihan kebersamaan kita yang sempat retak saat mendengar kabar mengenai kepergianmu yang mendadak. Ingin rasanya aku memenuhi amunisi semangat dengan semua tentang kita saat menjalani LDR saat ini.
Rekan Pejuang LDR-ku,
Baik-baiklah kamu disana. Akan ku tunggu kamu disini. Di kota asalmu, tempat perantauanku, tempat kenangan kita. Dan kemudian kita bayar hutang-hutang pertemuan kita setelahnya.
Aku yang merindukanmu,
Afny Hanindya
Oleh @kakaa_ami kepada @yustisiaaditya
Diambil dari http://bisikkanbintang.tumblr.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment